Senin, 10 September 2012

Over Land Tour .. Tour de country, tour de culiner..and tour de toilet (catatan perjalanan 7 hari 6 malam di Sing, Malay, Thai)


Dengan kondisi anak-anak sudah mulai berbeda jadwal liburannya; susah mengatur untuk libur bersama ke luar kota. Hanya ada satu waktu dimana kita bisa berkumpul bersama untuk menikmati liburan; kapan lagi kalau bukan pas Lebaran?
Setiap tahun selalu mudik ke Semarang, sekali-kali tahun ini gak usah mudik dulu, kebtulan karena lama kedua orang tua dan mertua sudah tidak ada, kewajiban untuk mudik tentu saja menjadi ‘sunah’…..
Sekali-sekali lebaran tidak mudik; kita putuskan untuk liburan ke negeri jiran. Setelah hunting, browsing dan tanya2 teman; akhirnya kita memutuskan tour lewat agency; karena bisa dapat harga lebih murah dan biasanya lebih disiplin soal waktu;  jadi dapat me lihat tempat lebih banyak sesuai dalam Itinerary tour. Perjalanan akan kami tempuh ke 3 negara secara over land, lewat Batam karena waktu pesan yg langsung Jkt-Singapore sudah habis; kebetulan  kami sekeluarga biasa dan senang menikmati jalan darat; Why? Tidak kita coba ke 3 negara jiran ini lewat darat, pasti asyik dan seru …
Kami bersyukur ya Allah atas kesempatan yang Engkau berikan dapat  melihat dan menikmati  indahnya ciptaanmu…SubhanaAllah..

Hari 1 (19 Agustus 2012)
Berangkat pas hari raya tanggal 19 Agustus; setelah check in dan menyerahkan barang2 kami ke tour agency, kami menyempatkan untuk sholat Ied dulu di Masjid Nurul Berkah Bandata Soetta karena peswat  baru terbang jam 08:40 WIB. Setelah sholat bergegas kami boarding;  di ruang  tunggu; bekal berupa lontong opor sambel goreng ati yang aku siapkan dari rumah dalam kotak2 alumunium foilpun aku bagikan ke suami dan anak2, kita nikmati bersama . Hemm..baru pertama kali menikmati lebaran di bandara; sebagian besar penumpang berwajah keturunan…ya wajar yang Muslim sudah berada di rumah atau keluarga masing-masing.
Terbang dengan Lion air selama 1 jam 20 menit sampailah di Bandara Hang Nadim; tidak menunggu waktu lama bis yang menjemput membawa kami ke Batam Center; dermaga untuk nyebrang ke Singapore. Ada form yang harus diisi untuk masuk ke Singapore, masih ribet,. Tidak seperti Indonesia dan Malaysia yang mulai membuka diri , open, membebaskan wisatawan/orang  asing dari isian form yg tidak boleh hilang selama di Negara tsb.  Mungkin Singapore tidak butuh banyak wisatawan kali..

Nyebrang dengan kapal Sindo, hanya butuh waktu 2 jam, Alhamdulilah sampailah kita ke pelabuhan Singapore. Urusan imigrasi selesai , segera kita menuju bis yang akan membawa ke perbatasan Singapore-Malaysia.
Dari Singapore nyebrang lewat jembatan  yang melewati selat Tebrau ke Johor Baru tidak lama , hanya sekitar 30 menit, sampailah kami  ke perbatasan,  semua barang harus diturunkan dari bus; karena peraturan setempat  bus dari Singapore tidak diperbolehkan  masuk Malaysia.
Melaju dgn bus Malaysia cukup menyenangkan, apalagi tour guidenya  bapak tua , pak Raymond walaupun usia sudah 72 tahun senang ngobrol dan melayani sekali.  Masuk Johor baru menjelang  magrib; disekitar china town tempat berhentinya bus kami untuk cari makan. Ribuan burung berisik kembali ke pohon2 sarangnya, waktu Malaysia 1 jam lebih cepat dari Indonesia; serasa masih sore tapi jam sudah bergerak ke pukul 6 sore. Tapi ternyata malam begitu cepat datang; tiba2 gelap., kami harus cari makan malam, kebetulan untuk makan malam tour tidak menyediakan. Hanya ada satu rumah makan Muslim di tempat perhentian kami, RM Said Alvi punya orang India.
Kenyang makan dengan makanan ala kadarnya, kami menuju ke hotel Selesa. Cukup bersih hotelnya; sekadar untuk tidur sebelum besok kami bertolak ke Kuala Lumpur.



Hari 2 (20 Agustus 2012)



Johor Baru
perhentian Yong Peng
Pukul 08:00 mulai perjalanan dari Johor Baru ke Kuala Lumpur,  mulai disini peserta tidak boleh ganti tempat duduk untuk memudahkan penghitungan  dan check jumlah orang. Melaju di highway  Johor baru ke KL, seperti  jalan dari Bandung – Jkt lewat tol Cipularang. Bedanya disepanjang jalan selepas mata memandang pohon kelapa sawit berseling dengan pohon jati. Tidak aneh Malaysia tremasuk penghasil sawit terbesar di dunia.  1.5 jam dari Johor bus memasuki kota Yong Peng , kata tour guide Yong Peng adalah nama tokoh pemberontak komunis yang sudah takluk dgn pemerintah dan diberi daerah di kota yg sekarang diberi nama Yong Peng. Sempat berhenti di rest area, aku  beli kue pie isi jamur dan ayam; dan pie telur mirip egg tart nya Macau per buah seharga RM 2,2 dan 2,8 ya sekitar 7-9 ribuan rupiah. Kita makan di bis..hemmm yummy..pienya kering dan renyah toping telur nya lembut dan manis, sedangkan ayam jamur (semacam bumbu mi ayam) berasa banget bumbunya; pas dengan pienya yg kering renyah. Karena pie memang makanan khas Cina, sehingga gampang ditemui di semenanjung Melayu yg banyak dihuni orang Tionghwa.. Jangan dilewatkan kalau ke Yong Peng harus beli pie dengan berbagai macam rasa. Dan jangan lupa pastikan isinya halal untuk orang Muslim
di depan Sei Wang
Butik  Coklat
Menara Petronas

Perjalanan sampai KL ditempuh selama 5 jam;  begitu masuk KL kami dibawa ke  butik coklat dan Bukit Bintang untuk belanja di Plaza Sei Wang. Tidak ada yang istimewa disitu, karena di Jakarta atau di Bandung lebih banyak tempat belanja yang lebih bagus. Yang istimewa adalah mencari tempat sholat,  Plasa sebesar itu tempat sholat hanya 1 , Setelah bertanya berkali-kali baru dapat menemukan tempat sholat yang bersih,kita harus ke lantai 3 dan di pojok ruangan tersedia mushola yang ruang untuk muslim dibedakan u muslimat. Tumpukan mukenannya rapi. Apa ini karena sedikit sekali yang pakai? Dan mushola di pojok ruangan itu cenderung sunyi senyap. Alhamdulilah sudah menunaikan sholat ; tidak ada yang saya beli kecuali  menukar dollar ke Ringgit.  Kamipun  beranjak ke icon Kuala Lumpur, apalagi kalau bukan  Menara Kembar Petronas di KLCC. Harus foto disini, tak afdol sudah ke KL kalau tidak berfoto ria dengan background Menara Petronas. Walaupun agak gerimis , pengunjung memaksakan diri untuk mengambil gambar. Puas foto-foto kita menuju ke Suria Plaza, yach bangunan dibawah KLCC. Aku membawa anak2 ke taman dibelakang yang setting utamanya air mancur.Tidak lama disini karena kami diusir oleh hujan. Buru-buru kami ke tempat berkumpul yang sudah dijanjikan di depan Plaza untuk ke destinasi selanjutnya.Tempat yang kita kunjungi adalah kawasan Lapangan Merdeka KL.
Lapangan Merdeka
Di depan Lapangan Merdeka terdapat bangunan-bangunan kuno yang digunakan untuk perkantoran pemerintahan, misalnya Kantor Mahkamah . Lapangan Merdeka sudah mulai disiapkan untuk menyambut perayaan Ulang Tahun Malaysia yang jatuh pada tanggal 31
Suria Plaza
Agustus nanti. Hari masih sedikit gerimis, kami siap-siap ke istana Negara.Saya kaget ternyata istana negara yang kita kunjungi bukan yang yang pernah kunjungi dulu. Daerahnya di jalan Duta KL, Istana dibangun di puncak bukit, sangat megah karena konon dibagun dengan biaya RM 800 juta, yang banyak mengundang kontroversi dan menuai protes rakyat  Malaysia.Istana Negara ini baru; menggantikan istana lama di Jalan Istana  sebagai tempat tinggal Yang Dipertuan Agong Malaysia yang sekarang dijabat Sultan Kedah. Dari puncak bukit Istana bisa dilihat kemegahan bangunan pencakar langit di KL, termasuk menara Petronas. Kami hanya bisa berfoto di pelataran istana.
Selesai foto2 kami menuju hotel. Hotel tempat kami menginap lagi-lagi di China Town daerah Petaling Strret., Sempat kami menelpon keponakan yang kebetulan berada di Malaysia sedang mengunjungi suaminya yang bekerja di KL untuk janjian cari makan malam bersama.
Tiba di Mandarin Pasicfic Hotel, tempat kami menginap, kami dapat kamar di lantai 11, aduhh..agak mengecewakan, karena kondisinya yang kurang bagus. Kami sempat protes ke tour, karena 3 hari lagi ketika balik dari Thailand kami akan menginap lagi disini, supaya bisa dilakukan perbaikan.
Ess Teler 77 di Pasar Seni KL
Ketemu dengan keponakan yang nyamperin ke hotel sudah agak malam, sehingga cari makan di sekitar hotel saja yang kebetulan berada dekat dengan Pasar Seni ; kami menemukan Es Teler 77..wooi..tanpa banyak cakap kami memutuskan makan disitu. Selepas makan, pengin coba naik LRT karena dekat dengan station Pasar Seni, kereta transportasi public Malaysia tidak begitu panjang rangkaian gerbongnya, dan bersih katanya LRT baru 1 tahun. .Kami sempat berangan-angan di Jakarta bisa punya transportasi public senyaman ini.
Sayang karena sudah larut dan toko2 juga sudah mulai tutup; kami putuskan untuk balik ke hotel; dan berpisah dengan keponakan, makasih mbak Chita dan mas Bona, nice hospitality walau hanya 3 jam…







Hari 3 (21 Agustus 2012)
Morning call berdering pukul  5 pagi , siap-siap jam 7 pagi sarapan, selesai sarapan jam 8 waktu Malaysia kami siap berangkat ke Hatyai (Thailand ).  Begitu masuk di bis, pesan dari tour guide; silahkan dicek, paspor, dompet dan gigi palsu…ha..ha..berabe nanti kalau gigi palsu ketinggalan nggak bisa senyum. Perjalanan  melalui higway South –North  Semenanjung Melayu, melewati  negeri bagian Selangor, Perak dan Kedah . Perjalanan dengan bus  terasa menyenangkan, tour guide membawa CD karaoke, walaupun tembang lawas cukuplah memeriahkan suasana dalam bus. Tak pelak mic sampai  ke saya , tidak menyia-nyiakan waktu saya dendangkan lagu-lagu Meriam Belina dan Pance Pondaag….wuih…tidak mengecewakan kata tour guide (he..he..he..) cukup menyegarkan dan menghibur peserta yg sedang tidur2 ayam.  Melewati  Ipoh , sepanjang perjalanan memandang bukit-bukit kapur yang menjulang cantik dengan berbagai bentuk. Apakah karena alamnya orang-orang Ipoh terkenal cantik , dan lelakinya tampan katanya. Sepanjang perjalanan setiap 2 -3 jam sekali sopir memberi kesempatan kita untuk ke toilet (tandas)..Tandas—tandas , buur…semuanya pada turun dari bus ke tandas yang berada di rest area2. Kalau tidak mau antri, kita harus lari duluan..Toilet2 di rest area Malaysia umumnya terawat baik dan bersih.  Selepas tandas, biasanya membeli minuman dan camilan untuk di bis…wah habis dibuang , diisi lagi…
Bus kembali melaju, tak berapa lama sampailah kita masuk kawasan  Penang untuk makan siang, Rumah makan yang kita singgahi exterior bernuansa tradisional dan menyajikan masakan ala Thai, serba asam, manis , pedas menggugah selera. RM Khuntai  terletak di daerah Butterworth Penang. Sajian yang dihidangkan serba panas (hot plate) dengan aroma segar; pas mengobati perut keroncongan di siang hari yang panas. Tom Yum, steam fish, Kerabu khuntai (semacam acar) yang diberi taburan teri yg rasanya manis renyah, nameless chicken (ayam goreng yg digoreng bersama bawang goreng yg dipotong besar2), Steam clam (kerang rebus) dan  dadar telur; heemm..dalam sekejap bersih makanan yang dihidangkan secara  round table yg masing-masing terisi 10 orang. Puas menikmati makan di Khuntai Restaurant ini. Saya sempat menanyakan mushola ternyata tidak ada..ok baiklah, nanti di perbatasan Challun saja ada surau (musholla).

 Dengan perut kenyang  kami kembali masuk bis yang dingin karena AC disetel  full, semua penumpang digiring ke alam mimpi, tidur…. Kami terbangun oleh suara tour guide, ‘siap-siap ya, sudah mau masuk ke perbatasan Challun,,siapa mau ke tandas dulu’ . Alhamdulilah disini ada Surau jadi kami bisa menjama’ sholat Dhuhur dan Ashar. Walaupun kondisi rest area di Challun tidak terlalu bersih dibanding yang lain; kita harus memanfaatkan sebaik mungkin karena akan antri nanti di perbatasan untuk aktifitas keimigrasian.
 
Border Post Bukit Kayu Hitam Malay
antrian imigrasi di border post
Di Bis sudah mulai dibagi form isian masuk Thailand untuk ditandatangani, dan tidak boleh hilang. Sampailah kami check point perbatasan di Bukit  Kayu Hitam daerah bagian Kedah .
Perbatasan Malaysia  dikelola dengan baik,  gerbangnya luas, bersih, benar-benar mengesankan negara dengan kesiapan menyambut tamu wisatawan asing, tidak nampak ketegangan seperti yg biasa dipertontonkan petugas diperbatasan dan imigrasi; padahal perbatasan dengan Thailand selatan termasuk daerah yang rawan. Dimana-mana terpampang peringatan untuk tidak membawa mangga segar ke Thailand.

Border Post Thailand Selatan
Antrian untuk cap paspor yang mengular sebentar juga selesai; kami  kembali masuk ke bus yang sama; karena bus Malaysia bisa masuk ke Thailand. Dan tak berapa lama kami sampai ke pintu gerbang masuk Thailand. Wooo….berbeda jauh dengan Malaysia, gerbang perbatasan Thailand terkesan kumuh, crowded, dan tidak dikelola dengan baik, bak kita masuk ke terminal bus Kampung Melayu di Jakarta. Berbeda dengan  gerbang Malaysia  yang memang bebas dari penduduk. Perbatasan Thailand langsung dihadapkan dengan perumahan penduduk dan semacam pasar yang ramai orang berlalu lalang.
Mulai terlihat foto-foto Ratu Sirikit dan Raja Bhumibol  disepanjang jalan, disini kita diberi tour  guide baru orang Thailand, Ana namanya namun bisa cakap Melayu, orangnya humoris. Kalau di Malaysian kelapa sawit mendominasi pemandangan, masuk Thailand, di daerah Sangkhla pohon karet di sepanjang  jalan, tak heran banyak pabrik sarung tangan yang menjadi andalan eksport Thailand selain buah-buahan.
Masuk ke kota Hatyai, terlihat pemandangan khas Negara berkembang, angkot berkeliaran dengan penumpang bergelantungan di belakang , komentar guide semua bebas di Thai, termasuk penumpang angkot yg bebas bergelantungan di jalan raya tidak diatur.  Selain itu masuk ke Hatyai kita menjadi  buta huruf; semua tulisan menggunakan semacam huruf Palawa ; jarang yang menggunakan huruf latin. Nggak tahu kenapa tidak terpikir bahwa   melengkapi  dengan huruf latin akan memberikan service  lebih baik ke pelancong, mengingat Hatyai adalah pintu gerbang Thailand lewat Malaysia.


Kunjungan pertama adalah ke pagoda Budha, biasa-biasa saja disitu, ada beberapa biksu sedang membersihkan halaman. Foto-foto sejenak ; cuma  30 menit ; kami sudah ditiupin peluit untuk masuk ke bus.  Kunjungan selanjutnya adalah ke restoran untuk makan sore menjelang malam…yak karena  malam kami akan diajak nonton cabaret khas Thai. Berhenti  di Pusat kota, peserta  dipersilahkan mencari makan sendiri-sendiri. Kami dan beberapa peserta yang Muslim memilih resto yang memampangkan label halal. Apalagi makanan yang dipesan kalau tidak Tom Yum ,  ikan dan kangkung. Yang melayani adalah anak yang punya resto, cantik-cantik dan semuanya berjilbab, tidak bosan memandangnya. Cukup lama juga menunggu ,sambil  menunggu makanan dihidangkan ada yang menarik saya , di atas meja ada semacam lumpang kayu yang biasanya dibuat untuk  menumbuk, disebelahnya terdapat kacang tanah, kecap ikan asin , gula merah yang sudah lembek.oh ini untuk buat rujak kali... Gak berapa lama ada pembeli yang memesan sesuatu makanan; si ibu yang punya resto langsung ambil buah papaya hijau dikupas, dicuci dan diserut.
Lumpang u bikin Som tam papaya
Dia ambil beberapa cabe rawit yang runcing2, dihaluskan di lumpang besar tadi bersama kacang dan gula merah seperti buat rujak; yang agak berbeda ditambahkan kecap asin ikan ..dan dimasukkanlah serutan buah papaya muda tadi. Setelah di tempatkan dalam piring, diatasnya ditaburi teri goreng yg rasanya manis… Hemmm segar kelihatnnya.


Kunjungan hari pertama di Hatyai ditutup dengan mengunjungi cabaret show (pemainnya waria cantik2). Cukup lama menunggu bus yang akan membawa kami ke show cabaret. Untuk menonton cabaret kita harus merogoh kocek 700 Bath, ya sekitar Rp.210.000. Saya pernah nonton cabaret di Bangkok; karena lucu2an dan tidak ada penampilan yang terlalu seronok.,sehingga kami ajak juga anak2 Nah di Hatyai ini penampilannya lebih terbuka dan ada beberapa waria yang aksi panggungnya ‘lebih gila’ . Anakku 3 laki2;  sisulung berusia 18 th, yang tengah usia 17 th dan si bungsu 9 tahun.Nggak berapa lama pertunjukan berlangsung, anakku nomor 2 meminta ijin untuk keluar  gedung kembali ke bus. Tak lama setelah ada aksi yang kelewat seronok  giliran si sulung pamit menyusul adikknya keluar. Si bungsu memang sejak awal pertunjukan  asyik main game di handpohone.  Alhamdulilah mereka berusaha membentengi diri , maafin kami orang tua yang tidak menyangka para pemain berpenampilan seperti itu.
Pulang larut segera kami ke hotel, tempat menginap  nantinya selama 2 malam di hotel Indra. Aduh agak mengecewakan hotelnya.sempat lift yang kami tumpangi tidak mau membuka  di lantai 5 tempat kamar kami. Akhirnya kami pencet lagi dan turun ke lantai 4; bergegas kami keluar dan naik tangga ke lantai 5. Astaga ternyata ditangga penuh dengan perabotan bekas atau tidak terpakai, ada rak, lemari, tempat tidur. Terpaksa kami susah payah menerobos perabotan tersebut. Komplain tentu saja  akan segera kami sampaikan ke tour. Kamar kusam, dan terkesan kotor. Tapi apa boleh buat; karena capek kami tertidur pulas juga.



Hari 4 (22 Agustus 2012)


Setelah sarapan jam 8 kami berangkat  untuk shopping di Nora Plaza. Sebuah Toko besar yang menjual oleh-oleh khas Thailand.  Di pintu masuk pelayan toko  sibuk menawarkan es sarang burung, petugas yang lain membagikan kartu diskon 20%.  Jangan lupa kalau disini beli barang2 dari kulit; kulitnya asli. Cukup murah; harga tas kulit sekitar 350 – 1500 bath; kalau dikurs sekitar Rp.120 an ribu sudah mendapatkan tas kulit (kambing) asli. Sepatu kulit halus 400 bath. Pernik-pernik souvenir lucu  dan kaos segala macam gambar khas Thai tersedia disini. Puas di Nora Plaza, kami dibawa ke toko  produsen madu dari bunga opium.hemmm apa nggak mengantukan itu madu. Pelancong dibawa masuk ke ruangan untuk mendengarkan presentasi dan mencoba satu sloki madu yang dibagikan pihak toko. Tidak ada yang istimewa rasanya  dari yang biasa aku minum setiap hari madu APIARI Pramuka dari Cibubur. Ada beberapa teman yang  beli kelihatannya, aku dan suami langsung bergegas naik ke bus untuk menuju ke destinasi selanjutnya.
Thailand terkenal dengan makanan camilan  dari buah dan hasil laut. Kami mampir untuk beli oleh2, beragam buah yang sudah dikeriingkan  , dari mangga , nangka sampai lengkeng kering ada di sini. Snack dari rumput laut murah sekali, kalau di supermarket di Jakarta harganya Rp.17 ribu, disini hanya Rp.6000 kalau dikurs. Jangan lupa membeli bumbu tom yam dan abon dari bawang, cabe dan udang kecil2 cocok untuk  makan mie instan. Sempat suami membelikan  satu gelas plastik es cream. Es cream durian yang dibawahnya ada ketan dan potongan roti tawar, enak…bener, kenapa ketannya bisa beda ya rasanya.Sempat nambah satu gelas lagi karena rasanya memang gurih legit. Aku beli juga teri yang rasanya manis; pengin coba membuat sendiri Som tam papaya yang ditaburi teri…hemmm pasti segar.
Tempat yang kita kunjungi selanjutnya adalah Patung Slepping Budha atau dalam bahasa Thailand Wat Hat Yai nai, tempatnya  agak dipinggir kota Hatyai, menyeberang  danau  lewat jembatan terpanjang di hatyai. Tour Guide bermaksud melucu  bilang, sebentara lagi kita akan melihat orang termalas di Thailand. Di depan patung tersebut beberapa buah bangunan  untuk pemujaan agama Budha. Puas foto2 disini bus harus segera berangkat ke Pantai  Samila di daerah  Songkhla.
Karena perut sudah keroncongan rombongan mampir ke sebuah rumah makan Muslim , seperti biasa kami duduk round table dengan 10 orang table mate. Menu khas Thailand pun kembali kami nikmati dengan puas. Tak  lupa sebelum masuk bus kami tunaikan sholat jama  dhuhur dan ashar; kebetulan di RM tersebut terdapat mushola.

Pantai Samila merupakan pantai  yang berhadapan dengan laut China Selatan, kalau ke Songkhla pantai ini wajib dikunjungi. Disni terdapat patung ikan duyung, yang menurut legenda , jika jomblowan/wati  ingin mendapatkan jodoh, bisa mencoba mengusap patung ikan duyung tersebut. Kalau mengeluarkan air mata , segera akan mendapatkan jodoh. Ada—ada saja…
Selain legenda ikan duyung , ada lagi legendan Tom dan jerry, Tikus dan kucing. Seolah merepresentasikan 2 pulau yang terlihat dari pantai; disebut mempunyai kemiripan dengan bentuk seekor tikus yang kelihatan lebih besar karena dekat pantai; dan bentuk pulau mirip kucing yg terihat lebih kecil. Pasirnya putih namun airnya tidak jernih; apalagi kami sampai di pantai saat matahari diatas ubun2, panas menyengat; tidak  banyak kita bisa bermain di pinggir pantai. Hanya orang2 India yang nekat bermain  air di pantai. Kami memilih berpose  sekeluarga di bibir pantai sebelah kanan yang retaif sepi pengunjung, Tidak ada debur ombak di pantai Samila, hanya ada pasir putih dan air laut berwarna putih kecoklatan. Dan teriakan 2 penjual makanan  menawarkan makanan.

Menutup tour hari ke empat; kami menuju kompleks Hat Yai Municipal Park yang letaknya di Puncak Bukit sekitar 2 km dari Pusat Hatyai. Disini terdapat patung2 dan di bangunan puncak patung Dewi Kwan Im. Di seputar bangunan terdapat tempat duduk 2 dari batu yang disandarannya terdapat nama2 sepertinya donator yang ikut membangun tempat ini; beberapa nama konglomerat Indonesia terpampang disitu. Naik ke Puncak mendekati  patung Dewi Kwan Im, kita bisa melihat pemandangan kota Hatyai..sementara  beberapa pengunjung terlihat sembahyang dengan dupa ditangan, kami hanya foto2  dengan backround hamparan kota Hatyai . Ketika akan meninggalkan lokasi Patung Dewi Kwan Im, tiba2 dikejutkan dengan  suara petasan berentetan, rupanya  ada tradisi bakar petasan  yang digantung tinggi dalam kerangkeng besi  disini.

Hari sudah menjelang sore; kami turun  dan kembali ke kota Hatyai. Satu hal yang masih aku cari-cari , Warnet..; karena  anakku harus posting tugas; mana  dari hp aksesnya gagal-gagal terus. Akhirnya meletakkan sebentar barang di kamar; kami keluar lagi cari warnet sekaligus cari makan.
Agak sulit mencari warnet di Hatyai; kami beberapa kali tanya tidak ada yang tahu, tulisan disini huruf Thailand  semua. Tak putus asa kami kitari 1 blok dari hotel menuju tempat makan di pinggir jalan yang penjualnya berkerudung. Alhamdulilah , sekelebat aku baca tulisan cyber café didepan sebuah hotel. Langsung kami masuk , 1 jam seharga 50 Bath atau Rp. 15 ribu; lumayan mahal juga, tapi gak apa-apalah, yang penting tugas anaku selesai dikirim.
ketemu warnet
cyber cafe
Tenang sudah mengirim tugas, kami bergantian untuk menghabiskan jatah 1 jam  memakai akses internet. Keluar dairi cyber  café, kami menyusuri jalan untuk mencari makan malam. Disepanjang jalan ada tempat makan kali lima dengan penjual berjilbab; yang dijual ayam besar2, udang/lobster, udang kecil2 (rempeyek udang) dan nasi briyani.  Uang bath sudah mulai menipis; sengaja sejak dari tanah air aku hanya bawa US dolar, yang mudah ditukar dimana-mana; dan aku tukar di setiap Negara sejumlah kebutuhan kami saja. Di tempat makan ini , setelah aku tanya-tanya harganya, Lobster 90 bath, ayam , rempeyek udang :60 bath; nasi 20 bath,. Kira-kira cukuplah yang ada di dompet mengenyangkan kami.  Aku pesan 6 nasi, 4 ayam, 2 rempeyek udang; semuanya ukuran besar2..pantas semua  yang besar  di Ind onesia disebut dengan ‘bangkok’, ayam Bangkok, papaya Bangkok dll. Kami pesan take away, ketika kutanya berapa total semuanya, dengan enteng penjualnya menjawab 800 bath…what? Aduh ..isi dompetku gak ada segitu…aku minta untuk dihitung ulang, ayolah aku yang  hitung dan penjualnya mendengarkan; hanya 480 bath khan…wah terlampau banyak kelebihannya mbak kalau 800 bath.  Akhirnya uang di dompet tinggal  50 bath; yang kubelikan ketan durian, 1 paket isinya  ketan, 3 biji durian dan kuah santan di bungkus plastik.
Oh ya sebenarnya ada optional tour, yakni menyaksikan pertunjukan Thai girls show….wow baca judulnya saja sudah bergidik..penonton harus kembali merogoh kocek 700 bath untuk melihatnya. Kami , saya dan suami  sengaja tidak  ikut. Dan pilih kemas-kemas barang di hotel untuk besok kembali ke Malay.



Hari 5 (23 Agustus 2012)
Morning Call berbunyi jam 4 ; waktu Thailand sama dengan waktu  Indonesia bagian barat. Kami siap-siap untuk berangkat kembali ke Malay; perjalanan  balik kembali menyusuri semenanjung Melayu.
Sehabis sholat subuh, kita siap2 berangkat menuju perbatasan . Bus menyusuri  jalan yang lengang di subuh Hatyai  yang sepi, saya jadi teringat jalan Peterongan  Semarang di waktu subuh setiap kali naik bus pulang dari Bandung  puluhan tahun silam.  Suasananya persis. Sebagian peserta melanjutkan tidurnya . Dan sampailah kita di perbatasan, terdengar pengumuman untuk membuang semua buah-buahan segar , karena  memang tidak boleh membawa masuk buah2an ke dalam dan keluar Thailand. Seorang penumpang masih mempunyai lengkeng Bangkok 1 tas kresek; kami sendiri membawa 1 biji mangga, dan 1 paket ketan durian yang belum sempat kami makan tadi malam. Waduh gimana nih..padahal pengin banget ngrasain ketan durian, kalau mau dimakan belum sarapan takut mules…wah mules2 deh .akhirnya  kami turun dari bus, bergegas satu  bungkus ketan durian kami makan rame2 , saya suami dan anak2…
Hem memang beda rasa gurih ketan beradu dengan legitnya durian kuning kecoklatan itu,  rasanya benar2 yummy. Alhamdulilah perut juga tidak mules.Upaya menghabiskan ketan durian sudah selesai segera kita antri di imigrasi perbatasan untuk check paspor. Lengkeng teman dan 1 biji mangga thailad dimasukkan dalam tong sampah bis. Karena memang semua  barang  dalam  bus akan diperiksa sampel oleh petugas.
Keluar perbatasan Thailand
Lepas dari perbatasan , kita siap2 sarapan pagi di rest area Challun. Secara prasmanan kita antri  untuk mengambil makan, menu standarat sarapan seperti di Ind, nasi goreng, mie goreng, ayam goreng, telur dadar dan cap cai.


Bus melaju di highway kearah selatan menuju KL,  sempat berhenti makan siang di Perak. Memasuki ke Petronas City, bus mengambil jalur kea rah Genting Highland. Di Genting apalagi yang akan kita lihat & nikmati selain cable car ,arena permainan anak ,casino dan sederetan toko yang menawarkan discount besar2an. Genting Highland dibangun GohTong seorang Cina yang konon diramalkan bahwa nasibnya akan berubah sukses kalau dia mencari uang di hutan. Di hutan? ya akhirnya benar dia merintis usaha judi di dalam hutan di dataran tinggi Genting , yang sekarang menjadi kawasan Casino terbesar . Namanya diabadikan menjadi stasiun cable car di Genting,Gohtong Jaya station.   Ingatanku melayang 6 tahun silam ketika pergi bersama teman2 kantor ke sini. Aku berharap bisa membawa keluarga untuk main ke sini. Alhamdulilah kesampaian sekarang. . Untuk naik Cable Car terpanjang di Asia Tenggara  mengharuskan kita antri di pintu masuknya. Oh ya kalau mau sholat di Genting ada mushola  (Surau)  letaknya di  basement gedung perhentian bus, sebelum kita naik ke stasiun cable car. Jadi sebelum antri segitu panjangnya  sudah amanlah , kewajiban sudah kita tunaikan.  Antrian mengular untuk naik cable car, sampai2 salah satu teman pingsan.

antrian cable car
Kami diberi kesempatan oleh tour sampai jam 9 malam di Genting ini; jadi bisa puas main atau sekedar melihat2  menikmati suasananya. Sudah malam, Keramaian Genting  yang sudah mulai beranjak senyap kami tinggalkan kami naik cable car lagi menuju perhentian bus,  panorama kota dibawah terlihat cantik, gemerlap lampu-lampunya . Sekereta dengan kami ada 2 orang laki2 cina; sibuk bercakap, menebarkan aroma sedikit berbau alcohol, mungkin habis bermain judi nih orang. Berpapasan dengan beberapa kereta yang akan naik , terlihat sebagian besar dinaiki oleh laki2 berpakaian necis, bahkan  berjas, mungkin mereka akan main judi di casino. Dengan badan lelah, tibalah di hotel tempat kami menginap pada hari ke 2 dulu. Alhamdulilah sekarang kami dapat di lantai 4. Kamarnya bersih, ini pasti berkat komplain sehingga membuahkan hasil juga.


Hari ke 6 (24 Agustus 2012)

Usai sarapan pagi; kami segera akan berkemas menuju Singapura, Negara terakhir  tour overland kami. Lima jam akan kami tempuh. Sepanjang jalan ada beberapaka kali kita berhenti di rest area, untuk ke toilet maupun beli  makanan dan minuman. Diingatkan oleh tour guide untuk membeli minuman sebanyak yang dibutuhkan di Singapura, karena di sana mahal air minum 600 ml; yang di Malaysia 2 RM atau Rp 6000 an di Singapura bisa 2$Sing atau Rp.14.000.
Menjelang  siang hari, suami Tanya-tanya ke sopir kemungkinan bisa melaksanakan sholat jumat dimana?; namun ketika berhenti makan siang di daerah Yong peng jam sudah beranjak ke pukul 12.30. sudah telatlah. Akhirnya kami hanya makan siang di RM Cina  namun halal. Bus bergerak lagi untuk mampir di pusat pembuatan Pie. Wah aku sudah membayangkan akan beli pie seperti yg dulu aku beli di rest area Yong peng , pie egg tart dan pie isi ayam jamur. Namun kecewa yang kudapat ; yg ada disni, hanya  pie kering dengan berbagai isi; aku membeli satu pak berisi durian.  Bus berhenti satu kali lagi untuk ke tandas (toilet) ,Kami menyempatkan mencari surau dan alhamdulilah ada. Hanya sebentar berhenti ; bus bergerak lagi menuju Johor baru kota terdekat Malaysia ke Singapura. Setelah menempuh 5 jam, kita sampai ke perbatasan; dan disini bus yang menemani kami selama 5 hari harus berganti dengan bus Singapura. Termasuk tour guide kami pak Raymond dan sopir pak Ramly; mereka akan kembali ke Malaysia. Seluruh isi bus harus turun termasuk koper yang sudah beranak pinak semua harus turun; melewati imigrasi.
 Dipesankan oleh tour guide, kita harus menyunggingkan senyum jika didepan petugas imigrasi; karena petugas imigrasi Singapura bisa saja menolak seorang pengunjung untuk masuk; kalau attitudenya tidak  mereka sukai. Berbaris rapi dan tenang kami antre untuk cap paspor. Memang agak belagu kelihatnaanya petugas imigrasi Singapura ini. Sempat anaku yang antre di line lain; ditanya-tanya agak lama; aku tidak tahu apa yg mereka tanyakan; begitu anakku berlalu petugas dan temannya terlihat tertawa-tawa; seolah-olah habis ngerjain.tidak ada ramah2nya , cenderung belagu… Beres pemeriksaan paspor ganti semua kopor kami dibukain satu persatu. Alhamdulilah tidak ada kendala yang berarti ; kami segera masuk ke bus yang baru..bus Singapura.
 Terasa bedanya masuk negara ini; begitu masuk bus; sudah ada tulisan “ no drinking, no eating , fines 50 $S’  waak..semua penumpang terkejut ya gimana nggak terkejut selama 5 hari kita enjoy makan, minum di bus. Tapi gak apalah.. khan Cuma sebentar kami akan menyeberang selat Tebrau . Adalah Mr.Sink orang India yang menjadi Tour guide kami. Sebentar kita sudah menyeberang Selat Tebrau masuk ke Singapura. Tujuan pertama kita ke Merlion park. Siapapun ke Singapura, kayaknya tidak sah kalau tidak berfoto di patung Merlion.Sayang patung ikan berkepala singa itu sedang direnovasi; sehingga kita tidak bisa berfoto tepat disebelahnya. Tapi gak apa-apalah foto dgn background Merlion dari jauh sudah cukup. Hanya diberi  waktu 2 jam di Merlion park ini;  karena kita akan segera beranjak ke China Town. China town dengan pintu gerbangnya  klenteng besar yang dihias lampion warna-warni tosca cantik dan meriah. Oh ya, kami tidak punya dollar Singapura; terpaksa mencari money changer; sekaligus cari makan. Waktu turun kami sempat Tanya ke Mr Sink tour guide kami dimana money changer dan tempat makan halal; rupanya itu saat terakhir Mr Sink bersama kami; karena waktu bus pulang dari china town ..tour guidenya melarikan diri..ha…ha..bagaimana tidak melarikan diri pak  Indo Jaya dari tour Indonesia yang mendampingi kamipun tidak tahu dia kemana..Ya udahlah tanpa  dengan dia juga nggak apa-apa kok.  Sulit mencari makanan halal di Chinatown ini; akhirnya kami tidak makan, karena hari juga masih sore.  Kami hanya beli beberapa cindera mata; yang harganya relative murah2.
Menjelang Magrib, kami berangkat ke Sentosa island untuk melihat Song of the Sea.
Bus memasuki kawasan  Sentosa island,  untuk menuju ke arena pertunjukan Song of The Sea, kita musti jalan kaki menuruni  area resort. Lumayan jauh sih.  Singkat cerita kita menikmati  Song of the Sea, pertunjukan menghadap ke laut, penonton duduk  membentuk busur  setengah lingkaran; didepan kita pasir putih terhampar dengan latar belakang rumah rumah kayu yang menjadi setting  panggung song of the sea.  Di awal pertunjukan tidak ada yang spektaculer; baru ketika permainan laser mulai mendominasi aksi panggung…wow keren…
Hanya 45 menit pertunjukan, setelah mampir di Mc D membeli makan malam , kami segera kembali ke bus..wah lumayan capek, karena sekarang harus pulang dengan jalan mendaki.  Pulang ke hotel , penginapan terakhir kami dari seluruh rangkaian tour 7 hari 6 malam. Besok kami harus  kembali ke Batam dengan kapal cepat.
Hotel  Palace 81  cukup memenuhi  harapan kami untuk melepaskan penat setelah seharian menempuh perjalanan dari KL ke Singapore. Hotel bersih, walaupun resepsionisnya tidak ramah. Khas   Singapore kelihatannya, mempertontonkan bahwa hidup ini  keras, identik dengan uang ,  kerja keras dan  rutinitas, bagaikan mesin, tidak ada kesan enjoy dan nyaman melayani tamu…





Hari ke 7 (25 Agustus 2012)

Agak santai, morning call baru berbunyi jam 6, ketika kami sudah selesai mandi dan siap-siap untuk turun ke lobby hotel. Waktu Singapore lebih cepat 1 jam dari WIB.  Kami cukup lama menunggu di lobby sebelum bus datang.Oh ternyata busnya ganti, agak sedikit ramai ketika seorang  peserta protes karena ada barang yang tidak diturunkan dari bus yang membawa kami tadi malam. Walah….hilang sudah  barang dan beberapa botol aqua bapak satu itu yang ditinggal di bus.
Kami pergi makan pagi di sebuah restoran halal, makanan yang disajikan secara prasmanan enak rasanya. Cukup mengisi perut yang keroncongan.,  nasi goreng, ayam goreng,sosis, nugget, samosa  serta buah potong. Sesudah sarapan , kami diantar menuju Harbour Front untuk naik Fery express ke Batam Center. Ferry baru berangkat jam 13. Menempuh  perjalanan hampir 2 jam; Alhamdulilah kami sampai kembali  ke tanah air.

di pelabuhan Singapore

Dari Batam Center, setelah makan siang dan sholat, langsung diantar ke Hang Nadim airport. Pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta jadwal terbang jam 18.40 WIB.

Tidak dinyana tidak dikira; akhir perjalanan tour kami harus diperpanjang dengan menunggu pesawat Batavia delay 5 jam. Hadeuh…..melelahkan, mana besok hari minggu kami  harus menerima arisan keluarga. Baru

pesawat delay

pertama aku naik  Batavia..kok ya delay begitu lamanya.  Dari pengumuman pertama delay 2 jam, naik menjadi 3 jam dst..akhirnya 5 jam. Bandara sudah sepi..mengingat Hang Nadim harusnya pesawat terakhir jam 19.00. Banyak juga pesawat  yg delay sih..tapi tidak selama pesawat kami. Boarding room sudah bagai terminal bus;  kotak nasi  yang dibagikan crew maskapai sudah kosong dan berserakan di lantai; di kursi sebagian penumpang tidur  melonjorkan kaki. Kami menghabiskan waktu dengan menonton Usee TV.Lumayan sebagai hiburan di tengah keluhan dan protes penumpang ke crew. Sempat ramai ketika crew mengatakan akan mengganti  Rp. 300.000 sebagai kompensasi untuk keterlambatan lebi dari 180 menit dengan voucher potongan ticket. Wah siapa yang mau naik lagi..klu delaynya ampun-ampunan. Akhirnya karena menuai banyak protes, crew membagikan voucher untuk ditukar dengan uang nanti di kantor maskapai di Jakarta.


menikmati UseeTV

Akhirnya jam 23.30 WIB kami bisa terbang kembali ke Jakarta , Alhamdulilah pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soetta.. Ngantuk dan capek…tapi karena mengingat besok harus menyiapkan untuk arisan; jam 3 pagi dari bandara kami langsung menuju pasar Kramatjati….untuk membeli  ikan, udang dan cumi .Apalagi yang akan kami hidangkan  kalau tidak tom yam….sebagi oleh2 kami khas Thailand.