Sabtu, 12 Desember 2009

Victoria Peak - Memandangi Kecantikan Hongkong dari Puncak Bukit


Menyusuri jalan di Hongkong butuh stamina yg prima, bagaimana tidak jalan yang naik turun & mau tidak mau cara jalan harus menyesuaikan orang Hongkong , berjalan cepat . Kalau tidak silahkan minggir atau dianggap nggak tahu diri…
Tidak aneh, jarang terlihat orang dengan tubuh tambun, karena semua lemak kalorinya terbakar
Hari itu udara sejuk dengan suhu 16 derajat C, seperti kalau kita berada di Lembang; namun angin semilir cukup membuat hawa dingin menyusup sampai ke tulang-tulang. Memang Desember mulai musim dingin, dimana-mana orang melintas dengan jaket tebal. Kami yang setelah 2 hari mengikuti acara conference di University of Hongkong ingin melepas lelah dengan menikmati kota dan pergi ke tempat-tempat yang memang mutlak dikunjungi kalau ke Hongkong : Disneyland, Peak Tram, Madame Tussaud, Victoria peak, Ladys market, dan kawasan Causeway bay, jantung kota di Hongkong island. Dengan jadwal yang ketat, agak bingung juga memilih karena banyak tempat menarik; tapi kami harus memutuskan. Setelah bubar conference , akhirnya dipilihlah Peak Tram untuk membawa kami melihat Hongkong dari Puncak bukit. Dari hotel tempat kami menginap Pacific Island Hotel ke station Peak Tram naik taxi hanya sekitar 30 HKD karena memang masih satu pulau di Hongkong Island. Antrian tiket mengular, ada beberapa pilihan paket, dan kami memilih dengan membayar 190 HKD akan mendapatkan paket naik Trem ke Puncak bukit & menikmati pemandangan kota Hongkong di Sky Terrace serta masuk ke Musium patung lilin Madame Tussaud
Jalanan menanjak menaiki bukit dengan kemiringan hampir 60 derajat kita lewati dengan naik tram;transpotasi yang konon peninggalan Inggris 120 tahun lalu itu relnya masih terawat baik, tetap dipertahankan gerbong2nya dari kayu, dari station ke Victoria peak pp jalannya maju dan mundur saja; sehingga kalau kita pulang kembali ke station dari puncak bukit kita akan berjalan mundur. Hanya masinis yang berpindah tempat untuk tetap dalam posisi kearah depan. Tram perlahan lahan berjalan menanjak menembus pepohonan disela-sela gedung menjulang tinggi; gedung2 itu sampai terlihat miring. Saya dan teman sempat berkelakar,”kenapa kita berani naik? Karena kita di luar negeri…coba kalau di Indonesia kita nggak bakalan berani naik, takut keretanya melorot ke bawah” . Heran juga ya, memang kita cenderung under estimate dengan bangsa sendiri; jangan salahkan, karena pengelola di Indonesia sering mengabaikan safety..
Tidak istimewa sebenarnya, hanya naik ke atas bukit; sehingga pengelola sampai perlu memberi efek histeria dengan menghentikan kereta pada posisi kemiringan tertinggi.Hanya sekitar 15-20 menit kereta sampai ke puncak.
Begitu turun kami disuguhi dengan toko2 penjual pernak pernik kerajinan & oleh2 khas Hongkong. Oleh2 disini agak lebih mahal dibanding kalau dibeli di Ladys Market tapi kualitas lebih bagus.Ujung dari deretan toko2 ini, sampai ke gerbang masuk Musium Lilin madame Tussaud.
Patung Michelle Yeoh berdiri anggun menyambut pengunjung. Terkesiap aku, karena memang persis aslinya. Setelah berpuas berfoto-foto dengan tokoh-tokoh dunia (sayang tidak ada tokoh dari Indonesia); kami menuju ke sky terrace untuk menikmati pemandangan Hongkong. ...
Mempesona...karena kebetulan kami sampai pada waktu malam, terlihat gedung2 menjulang tinggi dengan taburan lampu2 ber-Mega Watt. Hongkong memang terdiri dari pulau2 kecil yang dipisahkan dengan selat yang meliuk cantik, dengan perahu2 berseliweran menambah keelokan pemandangan di malam itu. Begitu indah seolah lukisan alam yang dipadu dengan goresan karakter modern terhampar di bawah kaki kami. Karena kabut, camera yang kami bawa tidak mendapatkan gambar yang maksimal. Tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, tanpa ragu kami merogoh kocek 120 HKD untuk sekali jepretan fotografer profesional yg memang mangkal di Peak Tram. Memang hasilnya memuaskan, sebagai bukti kami pernah berada di atas bukit itu....hmmm narsis ya.

Tak terasa perut keroncongan, baru teringat dari pagi kami hanya makan mi instan & sepotong roti..agak sulit memang mencari makanan halal di Hongkong. Walaupun sejumlah nama tempat makanan halal sudah ada di kantong, namun gak ada waktu untuk mencarinya kalau hanya sekedar untuk makan.....mencari tempat2 yang menarik dan menjadi pesona Hongkonglah tujuan utama mengingat sempitnya waktu kunjungan ini.
Kami turun dari Terrace dan menyusuri komplek pertokoan dimana terlihat berbagai resto; agak memilih akhirnya kami temukan Burger King. Untuk mengganjal perut; akhirnya aku hanya pesan french fries, cukuplah untuk membuat kami siap berjalan menyusuri lagi kota Hongkong, walau malam sudah mulai larut...