Dengan kondisi anak-anak sudah mulai berbeda jadwal
liburannya; susah mengatur untuk libur bersama ke luar kota. Hanya ada satu
waktu dimana kita bisa berkumpul bersama untuk menikmati liburan; kapan lagi
kalau bukan pas Lebaran?
Setiap tahun selalu mudik ke Semarang, sekali-kali tahun ini
gak usah mudik dulu, kebtulan karena lama kedua orang tua dan mertua sudah
tidak ada, kewajiban untuk mudik tentu saja menjadi ‘sunah’…..
Sekali-sekali lebaran tidak mudik; kita putuskan untuk
liburan ke negeri jiran. Setelah hunting, browsing dan tanya2 teman; akhirnya
kita memutuskan tour lewat agency; karena bisa dapat harga lebih murah dan
biasanya lebih disiplin soal waktu; jadi
dapat me lihat tempat lebih banyak sesuai dalam Itinerary tour. Perjalanan akan
kami tempuh ke 3 negara secara over land, lewat Batam karena waktu pesan yg
langsung Jkt-Singapore sudah habis; kebetulan
kami sekeluarga biasa dan senang menikmati jalan darat; Why? Tidak kita
coba ke 3 negara jiran ini lewat darat, pasti asyik dan seru …
Kami bersyukur ya Allah atas kesempatan yang Engkau berikan
dapat melihat dan menikmati indahnya ciptaanmu…SubhanaAllah..
Hari 1 (19 Agustus 2012)
Berangkat pas hari raya tanggal
19 Agustus; setelah check in dan menyerahkan barang2 kami ke tour agency, kami
menyempatkan untuk sholat Ied dulu di Masjid Nurul Berkah Bandata Soetta karena
peswat baru terbang jam 08:40 WIB. Setelah
sholat bergegas kami boarding; di
ruang tunggu; bekal berupa lontong opor
sambel goreng ati yang aku siapkan dari rumah dalam kotak2 alumunium foilpun
aku bagikan ke suami dan anak2, kita nikmati bersama . Hemm..baru pertama kali menikmati
lebaran di bandara; sebagian besar penumpang berwajah keturunan…ya wajar yang
Muslim sudah berada di rumah atau keluarga masing-masing.
Terbang dengan Lion air selama 1
jam 20 menit sampailah di Bandara Hang Nadim; tidak menunggu waktu lama bis
yang menjemput membawa kami ke Batam Center; dermaga untuk nyebrang ke
Singapore. Ada form yang harus diisi untuk masuk ke Singapore, masih ribet,.
Tidak seperti Indonesia dan Malaysia yang mulai membuka diri , open,
membebaskan wisatawan/orang asing dari
isian form yg tidak boleh hilang selama di Negara tsb. Mungkin Singapore tidak butuh banyak
wisatawan kali..
Nyebrang dengan kapal Sindo,
hanya butuh waktu 2 jam, Alhamdulilah sampailah kita ke pelabuhan Singapore.
Urusan imigrasi selesai , segera kita menuju bis yang akan membawa ke
perbatasan Singapore-Malaysia.
Dari Singapore nyebrang lewat
jembatan yang melewati selat Tebrau ke
Johor Baru tidak lama , hanya sekitar 30 menit, sampailah kami ke perbatasan, semua barang harus diturunkan dari bus;
karena peraturan setempat bus dari Singapore
tidak diperbolehkan masuk Malaysia.
Melaju dgn bus Malaysia cukup
menyenangkan, apalagi tour guidenya
bapak tua , pak Raymond walaupun usia sudah 72 tahun senang ngobrol dan
melayani sekali. Masuk Johor baru
menjelang magrib; disekitar china town
tempat berhentinya bus kami untuk cari makan. Ribuan burung berisik kembali ke
pohon2 sarangnya, waktu Malaysia 1 jam lebih cepat dari Indonesia; serasa masih
sore tapi jam sudah bergerak ke pukul 6 sore. Tapi ternyata malam begitu cepat
datang; tiba2 gelap., kami harus cari makan malam, kebetulan untuk makan malam
tour tidak menyediakan. Hanya ada satu rumah makan Muslim di tempat perhentian
kami, RM Said Alvi punya orang India.
Kenyang makan dengan makanan ala
kadarnya, kami menuju ke hotel Selesa. Cukup bersih hotelnya; sekadar untuk
tidur sebelum besok kami bertolak ke Kuala Lumpur.
Pukul 08:00 mulai perjalanan dari
Johor Baru ke Kuala Lumpur, mulai disini
peserta tidak boleh ganti tempat duduk untuk memudahkan penghitungan dan check jumlah orang. Melaju di
highway Johor baru ke KL, seperti jalan dari Bandung – Jkt lewat tol
Cipularang. Bedanya disepanjang jalan selepas mata memandang pohon kelapa sawit
berseling dengan pohon jati. Tidak aneh Malaysia tremasuk penghasil sawit
terbesar di dunia. 1.5 jam dari Johor
bus memasuki kota Yong Peng , kata tour guide Yong Peng adalah nama tokoh
pemberontak komunis yang sudah takluk dgn pemerintah dan diberi daerah di kota
yg sekarang diberi nama Yong Peng. Sempat berhenti di rest area, aku beli kue pie isi jamur dan ayam; dan pie
telur mirip egg tart nya Macau per buah seharga RM 2,2 dan 2,8 ya sekitar 7-9
ribuan rupiah. Kita makan di bis..hemmm yummy..pienya kering dan renyah toping
telur nya lembut dan manis, sedangkan ayam jamur (semacam bumbu mi ayam) berasa
banget bumbunya; pas dengan pienya yg kering renyah. Karena pie memang makanan
khas Cina, sehingga gampang ditemui di semenanjung Melayu yg banyak dihuni
orang Tionghwa.. Jangan dilewatkan kalau ke Yong Peng harus beli pie dengan
berbagai macam rasa. Dan jangan lupa pastikan isinya halal untuk orang Muslim
Perjalanan sampai KL ditempuh selama 5 jam; begitu masuk KL kami dibawa ke butik coklat dan Bukit Bintang untuk belanja di Plaza Sei Wang. Tidak ada yang istimewa disitu, karena di Jakarta atau di Bandung lebih banyak tempat belanja yang lebih bagus. Yang istimewa adalah mencari tempat sholat, Plasa sebesar itu tempat sholat hanya 1 , Setelah bertanya berkali-kali baru dapat menemukan tempat sholat yang bersih,kita harus ke lantai 3 dan di pojok ruangan tersedia mushola yang ruang untuk muslim dibedakan u muslimat. Tumpukan mukenannya rapi. Apa ini karena sedikit sekali yang pakai? Dan mushola di pojok ruangan itu cenderung sunyi senyap. Alhamdulilah sudah menunaikan sholat ; tidak ada yang saya beli kecuali menukar dollar ke Ringgit. Kamipun beranjak ke icon Kuala Lumpur, apalagi kalau bukan Menara Kembar Petronas di KLCC. Harus foto disini, tak afdol sudah ke KL kalau tidak berfoto ria dengan background Menara Petronas. Walaupun agak gerimis , pengunjung memaksakan diri untuk mengambil gambar. Puas foto-foto kita menuju ke Suria Plaza, yach bangunan dibawah KLCC. Aku membawa anak2 ke taman dibelakang yang setting utamanya air mancur.Tidak lama disini karena kami diusir oleh hujan. Buru-buru kami ke tempat berkumpul yang sudah dijanjikan di depan Plaza untuk ke destinasi selanjutnya.Tempat yang kita kunjungi adalah kawasan Lapangan Merdeka KL.
Di depan Lapangan Merdeka terdapat bangunan-bangunan kuno yang digunakan untuk perkantoran pemerintahan, misalnya Kantor Mahkamah . Lapangan Merdeka sudah mulai disiapkan untuk menyambut perayaan Ulang Tahun Malaysia yang jatuh pada tanggal 31
Agustus nanti. Hari masih sedikit gerimis, kami siap-siap ke istana Negara.Saya kaget ternyata istana negara yang kita kunjungi bukan yang yang pernah kunjungi dulu. Daerahnya di jalan Duta KL, Istana dibangun di puncak bukit, sangat megah karena konon dibagun dengan biaya RM 800 juta, yang banyak mengundang kontroversi dan menuai protes rakyat Malaysia.Istana Negara ini baru; menggantikan istana lama di Jalan Istana sebagai tempat tinggal Yang Dipertuan Agong Malaysia yang sekarang dijabat Sultan Kedah. Dari puncak bukit Istana bisa dilihat kemegahan bangunan pencakar langit di KL, termasuk menara Petronas. Kami hanya bisa berfoto di pelataran istana.
Selesai foto2 kami menuju hotel. Hotel tempat kami menginap lagi-lagi di China Town daerah Petaling Strret., Sempat kami menelpon keponakan yang kebetulan berada di Malaysia sedang mengunjungi suaminya yang bekerja di KL untuk janjian cari makan malam bersama.
Ketemu dengan keponakan yang
nyamperin ke hotel sudah agak malam, sehingga cari makan di sekitar hotel saja
yang kebetulan berada dekat dengan Pasar Seni ; kami menemukan Es Teler
77..wooi..tanpa banyak cakap kami memutuskan makan disitu. Selepas makan,
pengin coba naik LRT karena dekat dengan station Pasar Seni, kereta
transportasi public Malaysia tidak begitu panjang rangkaian gerbongnya, dan
bersih katanya LRT baru 1 tahun. .Kami sempat berangan-angan di Jakarta bisa
punya transportasi public senyaman ini.
Hari 2 (20 Agustus 2012)
Johor Baru |
perhentian Yong Peng |
di depan Sei Wang |
Butik Coklat |
Menara Petronas |
Perjalanan sampai KL ditempuh selama 5 jam; begitu masuk KL kami dibawa ke butik coklat dan Bukit Bintang untuk belanja di Plaza Sei Wang. Tidak ada yang istimewa disitu, karena di Jakarta atau di Bandung lebih banyak tempat belanja yang lebih bagus. Yang istimewa adalah mencari tempat sholat, Plasa sebesar itu tempat sholat hanya 1 , Setelah bertanya berkali-kali baru dapat menemukan tempat sholat yang bersih,kita harus ke lantai 3 dan di pojok ruangan tersedia mushola yang ruang untuk muslim dibedakan u muslimat. Tumpukan mukenannya rapi. Apa ini karena sedikit sekali yang pakai? Dan mushola di pojok ruangan itu cenderung sunyi senyap. Alhamdulilah sudah menunaikan sholat ; tidak ada yang saya beli kecuali menukar dollar ke Ringgit. Kamipun beranjak ke icon Kuala Lumpur, apalagi kalau bukan Menara Kembar Petronas di KLCC. Harus foto disini, tak afdol sudah ke KL kalau tidak berfoto ria dengan background Menara Petronas. Walaupun agak gerimis , pengunjung memaksakan diri untuk mengambil gambar. Puas foto-foto kita menuju ke Suria Plaza, yach bangunan dibawah KLCC. Aku membawa anak2 ke taman dibelakang yang setting utamanya air mancur.Tidak lama disini karena kami diusir oleh hujan. Buru-buru kami ke tempat berkumpul yang sudah dijanjikan di depan Plaza untuk ke destinasi selanjutnya.Tempat yang kita kunjungi adalah kawasan Lapangan Merdeka KL.
Lapangan Merdeka |
Suria Plaza |
Selesai foto2 kami menuju hotel. Hotel tempat kami menginap lagi-lagi di China Town daerah Petaling Strret., Sempat kami menelpon keponakan yang kebetulan berada di Malaysia sedang mengunjungi suaminya yang bekerja di KL untuk janjian cari makan malam bersama.
Tiba di Mandarin Pasicfic Hotel,
tempat kami menginap, kami dapat kamar di lantai 11, aduhh..agak mengecewakan,
karena kondisinya yang kurang bagus. Kami sempat protes ke tour, karena 3 hari
lagi ketika balik dari Thailand kami akan menginap lagi disini, supaya bisa
dilakukan perbaikan.
Ess Teler 77 di Pasar Seni KL |
Sayang karena sudah larut dan
toko2 juga sudah mulai tutup; kami putuskan untuk balik ke hotel; dan berpisah
dengan keponakan, makasih mbak Chita dan mas Bona, nice hospitality walau hanya
3 jam…
Di Bis sudah mulai dibagi form isian masuk Thailand untuk
ditandatangani, dan tidak boleh hilang. Sampailah kami check point perbatasan
di Bukit Kayu Hitam daerah bagian Kedah .
Antrian untuk cap paspor yang mengular sebentar juga
selesai; kami kembali masuk ke bus yang
sama; karena bus Malaysia bisa masuk ke Thailand. Dan tak berapa lama kami
sampai ke pintu gerbang masuk Thailand. Wooo….berbeda jauh dengan Malaysia,
gerbang perbatasan Thailand terkesan kumuh, crowded, dan tidak dikelola dengan
baik, bak kita masuk ke terminal bus Kampung Melayu di Jakarta. Berbeda
dengan gerbang Malaysia yang memang bebas dari penduduk. Perbatasan
Thailand langsung dihadapkan dengan perumahan penduduk dan semacam pasar yang
ramai orang berlalu lalang.
Kunjungan hari pertama di Hatyai ditutup dengan mengunjungi cabaret show (pemainnya waria cantik2). Cukup lama menunggu bus yang akan membawa kami ke show cabaret. Untuk menonton cabaret kita harus merogoh kocek 700 Bath, ya sekitar Rp.210.000. Saya pernah nonton cabaret di Bangkok; karena lucu2an dan tidak ada penampilan yang terlalu seronok.,sehingga kami ajak juga anak2 Nah di Hatyai ini penampilannya lebih terbuka dan ada beberapa waria yang aksi panggungnya ‘lebih gila’ . Anakku 3 laki2; sisulung berusia 18 th, yang tengah usia 17 th dan si bungsu 9 tahun.Nggak berapa lama pertunjukan berlangsung, anakku nomor 2 meminta ijin untuk keluar gedung kembali ke bus. Tak lama setelah ada aksi yang kelewat seronok giliran si sulung pamit menyusul adikknya keluar. Si bungsu memang sejak awal pertunjukan asyik main game di handpohone. Alhamdulilah mereka berusaha membentengi diri , maafin kami orang tua yang tidak menyangka para pemain berpenampilan seperti itu.
Menutup tour hari ke empat; kami menuju kompleks Hat Yai Municipal Park yang letaknya di Puncak Bukit sekitar 2 km dari Pusat Hatyai. Disini terdapat patung2 dan di bangunan puncak patung Dewi Kwan Im. Di seputar bangunan terdapat tempat duduk 2 dari batu yang disandarannya terdapat nama2 sepertinya donator yang ikut membangun tempat ini; beberapa nama konglomerat Indonesia terpampang disitu. Naik ke Puncak mendekati patung Dewi Kwan Im, kita bisa melihat pemandangan kota Hatyai..sementara beberapa pengunjung terlihat sembahyang dengan dupa ditangan, kami hanya foto2 dengan backround hamparan kota Hatyai . Ketika akan meninggalkan lokasi Patung Dewi Kwan Im, tiba2 dikejutkan dengan suara petasan berentetan, rupanya ada tradisi bakar petasan yang digantung tinggi dalam kerangkeng besi disini.
Hari sudah menjelang sore; kami turun dan kembali ke kota Hatyai. Satu hal yang masih aku cari-cari , Warnet..; karena anakku harus posting tugas; mana dari hp aksesnya gagal-gagal terus. Akhirnya meletakkan sebentar barang di kamar; kami keluar lagi cari warnet sekaligus cari makan.
Lepas dari perbatasan , kita siap2 sarapan pagi di rest area
Challun. Secara prasmanan kita antri
untuk mengambil makan, menu standarat sarapan seperti di Ind, nasi
goreng, mie goreng, ayam goreng, telur dadar dan cap cai.
Bus melaju di highway kearah selatan menuju KL, sempat berhenti makan siang di Perak. Memasuki ke Petronas City, bus mengambil jalur kea rah Genting Highland. Di Genting apalagi yang akan kita lihat & nikmati selain cable car ,arena permainan anak ,casino dan sederetan toko yang menawarkan discount besar2an. Genting Highland dibangun GohTong seorang Cina yang konon diramalkan bahwa nasibnya akan berubah sukses kalau dia mencari uang di hutan. Di hutan? ya akhirnya benar dia merintis usaha judi di dalam hutan di dataran tinggi Genting , yang sekarang menjadi kawasan Casino terbesar . Namanya diabadikan menjadi stasiun cable car di Genting,Gohtong Jaya station. Ingatanku melayang 6 tahun silam ketika pergi bersama teman2 kantor ke sini. Aku berharap bisa membawa keluarga untuk main ke sini. Alhamdulilah kesampaian sekarang. . Untuk naik Cable Car terpanjang di Asia Tenggara mengharuskan kita antri di pintu masuknya. Oh ya kalau mau sholat di Genting ada mushola (Surau) letaknya di basement gedung perhentian bus, sebelum kita naik ke stasiun cable car. Jadi sebelum antri segitu panjangnya sudah amanlah , kewajiban sudah kita tunaikan. Antrian mengular untuk naik cable car, sampai2 salah satu teman pingsan.
Kami diberi kesempatan oleh tour sampai jam 9 malam di
Genting ini; jadi bisa puas main atau sekedar melihat2 menikmati suasananya. Sudah malam, Keramaian
Genting yang sudah mulai beranjak senyap
kami tinggalkan kami naik cable car lagi menuju perhentian bus, panorama kota dibawah terlihat cantik,
gemerlap lampu-lampunya . Sekereta dengan kami ada 2 orang laki2 cina; sibuk
bercakap, menebarkan aroma sedikit berbau alcohol, mungkin habis bermain judi
nih orang. Berpapasan dengan beberapa kereta yang akan naik , terlihat sebagian
besar dinaiki oleh laki2 berpakaian necis, bahkan berjas, mungkin mereka akan main judi di
casino. Dengan badan lelah, tibalah di hotel tempat kami menginap pada hari ke
2 dulu. Alhamdulilah sekarang kami dapat di lantai 4. Kamarnya bersih, ini
pasti berkat komplain sehingga membuahkan hasil juga.
Hari 3 (21 Agustus 2012)
Morning call berdering pukul 5 pagi , siap-siap jam 7 pagi sarapan, selesai
sarapan jam 8 waktu Malaysia kami siap berangkat ke Hatyai (Thailand ). Begitu masuk di bis, pesan dari tour guide;
silahkan dicek, paspor, dompet dan gigi palsu…ha..ha..berabe nanti kalau gigi
palsu ketinggalan nggak bisa senyum. Perjalanan
melalui higway South –North
Semenanjung Melayu, melewati
negeri bagian Selangor, Perak dan Kedah . Perjalanan dengan bus terasa menyenangkan, tour guide membawa CD
karaoke, walaupun tembang lawas cukuplah memeriahkan suasana dalam bus. Tak
pelak mic sampai ke saya , tidak
menyia-nyiakan waktu saya dendangkan lagu-lagu Meriam Belina dan Pance
Pondaag….wuih…tidak mengecewakan kata tour guide (he..he..he..) cukup
menyegarkan dan menghibur peserta yg sedang tidur2 ayam. Melewati
Ipoh , sepanjang perjalanan memandang bukit-bukit kapur yang menjulang
cantik dengan berbagai bentuk. Apakah karena alamnya orang-orang Ipoh terkenal
cantik , dan lelakinya tampan katanya. Sepanjang perjalanan setiap 2 -3 jam
sekali sopir memberi kesempatan kita untuk ke toilet (tandas)..Tandas—tandas ,
buur…semuanya pada turun dari bus ke tandas yang berada di rest area2. Kalau tidak
mau antri, kita harus lari duluan..Toilet2 di rest area Malaysia umumnya
terawat baik dan bersih. Selepas tandas,
biasanya membeli minuman dan camilan untuk di bis…wah habis dibuang , diisi
lagi…
Bus kembali melaju, tak berapa
lama sampailah kita masuk kawasan Penang
untuk makan siang, Rumah makan yang kita singgahi exterior bernuansa
tradisional dan menyajikan masakan ala Thai, serba asam, manis , pedas
menggugah selera. RM Khuntai terletak di
daerah Butterworth Penang. Sajian yang dihidangkan serba panas (hot plate)
dengan aroma segar; pas mengobati perut keroncongan di siang hari yang panas.
Tom Yum, steam fish, Kerabu khuntai (semacam acar) yang diberi taburan teri yg
rasanya manis renyah, nameless chicken (ayam goreng yg digoreng bersama bawang
goreng yg dipotong besar2), Steam clam (kerang rebus) dan dadar telur; heemm..dalam sekejap bersih
makanan yang dihidangkan secara round
table yg masing-masing terisi 10 orang. Puas menikmati makan di Khuntai
Restaurant ini. Saya sempat menanyakan mushola ternyata tidak ada..ok baiklah,
nanti di perbatasan Challun saja ada surau (musholla).
Dengan perut
kenyang kami kembali masuk bis yang
dingin karena AC disetel full, semua
penumpang digiring ke alam mimpi, tidur…. Kami terbangun oleh suara tour guide,
‘siap-siap ya, sudah mau masuk ke perbatasan Challun,,siapa mau ke tandas dulu’
. Alhamdulilah disini ada Surau jadi kami bisa menjama’ sholat Dhuhur dan
Ashar. Walaupun kondisi rest area di Challun tidak terlalu bersih dibanding
yang lain; kita harus memanfaatkan sebaik mungkin karena akan antri nanti di
perbatasan untuk aktifitas keimigrasian.
Border Post Bukit Kayu Hitam Malay |
antrian imigrasi di border post |
Perbatasan Malaysia
dikelola dengan baik, gerbangnya
luas, bersih, benar-benar mengesankan negara dengan kesiapan menyambut tamu
wisatawan asing, tidak nampak ketegangan seperti yg biasa dipertontonkan petugas
diperbatasan dan imigrasi; padahal perbatasan dengan Thailand selatan termasuk
daerah yang rawan. Dimana-mana terpampang peringatan untuk tidak membawa mangga
segar ke Thailand.
Border Post Thailand Selatan |
Mulai terlihat
foto-foto Ratu Sirikit dan Raja Bhumibol disepanjang jalan, disini kita diberi
tour guide baru orang Thailand, Ana
namanya namun bisa cakap Melayu, orangnya humoris. Kalau di Malaysian kelapa
sawit mendominasi pemandangan, masuk Thailand, di daerah Sangkhla pohon karet
di sepanjang jalan, tak heran banyak
pabrik sarung tangan yang menjadi andalan eksport Thailand selain buah-buahan.
Masuk ke kota Hatyai, terlihat pemandangan khas Negara
berkembang, angkot berkeliaran dengan penumpang bergelantungan di belakang ,
komentar guide semua bebas di Thai, termasuk penumpang angkot yg bebas
bergelantungan di jalan raya tidak diatur. Selain itu masuk ke Hatyai kita menjadi buta huruf; semua tulisan menggunakan semacam
huruf Palawa ; jarang yang menggunakan huruf latin. Nggak tahu kenapa tidak
terpikir bahwa melengkapi dengan huruf latin akan memberikan
service lebih baik ke pelancong, mengingat
Hatyai adalah pintu gerbang Thailand lewat Malaysia.
Kunjungan pertama adalah ke pagoda Budha, biasa-biasa saja
disitu, ada beberapa biksu sedang membersihkan halaman. Foto-foto sejenak ; cuma
30 menit ; kami sudah ditiupin peluit
untuk masuk ke bus. Kunjungan
selanjutnya adalah ke restoran untuk makan sore menjelang malam…yak karena malam kami akan diajak nonton cabaret khas
Thai. Berhenti di Pusat kota,
peserta dipersilahkan mencari makan
sendiri-sendiri. Kami dan beberapa peserta yang Muslim memilih resto yang
memampangkan label halal. Apalagi makanan yang dipesan kalau tidak Tom Yum , ikan dan kangkung. Yang melayani adalah anak
yang punya resto, cantik-cantik dan semuanya berjilbab, tidak bosan
memandangnya. Cukup lama juga menunggu ,sambil
menunggu makanan dihidangkan ada yang menarik saya , di atas meja ada
semacam lumpang kayu yang biasanya dibuat untuk
menumbuk, disebelahnya terdapat kacang tanah, kecap ikan asin , gula
merah yang sudah lembek.oh ini untuk buat rujak kali... Gak berapa lama ada
pembeli yang memesan sesuatu makanan; si ibu yang punya resto langsung ambil
buah papaya hijau dikupas, dicuci dan diserut.
Dia ambil beberapa cabe rawit yang
runcing2, dihaluskan di lumpang besar tadi bersama kacang dan gula merah
seperti buat rujak; yang agak berbeda ditambahkan kecap asin ikan ..dan
dimasukkanlah serutan buah papaya muda tadi. Setelah di tempatkan dalam piring,
diatasnya ditaburi teri goreng yg rasanya manis… Hemmm segar kelihatnnya.
Lumpang u bikin Som tam papaya |
Kunjungan hari pertama di Hatyai ditutup dengan mengunjungi cabaret show (pemainnya waria cantik2). Cukup lama menunggu bus yang akan membawa kami ke show cabaret. Untuk menonton cabaret kita harus merogoh kocek 700 Bath, ya sekitar Rp.210.000. Saya pernah nonton cabaret di Bangkok; karena lucu2an dan tidak ada penampilan yang terlalu seronok.,sehingga kami ajak juga anak2 Nah di Hatyai ini penampilannya lebih terbuka dan ada beberapa waria yang aksi panggungnya ‘lebih gila’ . Anakku 3 laki2; sisulung berusia 18 th, yang tengah usia 17 th dan si bungsu 9 tahun.Nggak berapa lama pertunjukan berlangsung, anakku nomor 2 meminta ijin untuk keluar gedung kembali ke bus. Tak lama setelah ada aksi yang kelewat seronok giliran si sulung pamit menyusul adikknya keluar. Si bungsu memang sejak awal pertunjukan asyik main game di handpohone. Alhamdulilah mereka berusaha membentengi diri , maafin kami orang tua yang tidak menyangka para pemain berpenampilan seperti itu.
Pulang larut segera kami ke hotel, tempat menginap nantinya selama 2 malam di hotel Indra. Aduh
agak mengecewakan hotelnya.sempat lift yang kami tumpangi tidak mau
membuka di lantai 5 tempat kamar kami.
Akhirnya kami pencet lagi dan turun ke lantai 4; bergegas kami keluar dan naik
tangga ke lantai 5. Astaga ternyata ditangga penuh dengan perabotan bekas atau
tidak terpakai, ada rak, lemari, tempat tidur. Terpaksa kami susah payah menerobos
perabotan tersebut. Komplain tentu saja
akan segera kami sampaikan ke tour. Kamar kusam, dan terkesan kotor.
Tapi apa boleh buat; karena capek kami tertidur pulas juga.
Hari 4 (22 Agustus 2012)
Setelah sarapan jam 8 kami berangkat untuk shopping di Nora Plaza. Sebuah Toko
besar yang menjual oleh-oleh khas Thailand.
Di pintu masuk pelayan toko sibuk
menawarkan es sarang burung, petugas yang lain membagikan kartu diskon
20%. Jangan lupa kalau disini beli
barang2 dari kulit; kulitnya asli. Cukup murah; harga tas kulit sekitar 350 –
1500 bath; kalau dikurs sekitar Rp.120 an ribu sudah mendapatkan tas kulit (kambing)
asli. Sepatu kulit halus 400 bath. Pernik-pernik souvenir lucu dan kaos segala macam gambar khas Thai
tersedia disini. Puas di Nora Plaza, kami dibawa ke toko produsen madu dari bunga opium.hemmm apa nggak
mengantukan itu madu. Pelancong dibawa masuk ke ruangan untuk mendengarkan
presentasi dan mencoba satu sloki madu yang dibagikan pihak toko. Tidak ada
yang istimewa rasanya dari yang biasa
aku minum setiap hari madu APIARI Pramuka dari Cibubur. Ada beberapa teman
yang beli kelihatannya, aku dan suami
langsung bergegas naik ke bus untuk menuju ke destinasi selanjutnya.
Thailand terkenal dengan makanan camilan dari buah dan hasil laut. Kami mampir untuk
beli oleh2, beragam buah yang sudah dikeriingkan , dari mangga , nangka sampai lengkeng kering
ada di sini. Snack dari rumput laut murah sekali, kalau di supermarket di
Jakarta harganya Rp.17 ribu, disini hanya Rp.6000 kalau dikurs. Jangan lupa
membeli bumbu tom yam dan abon dari bawang, cabe dan udang kecil2 cocok
untuk makan mie instan. Sempat suami
membelikan satu gelas plastik es cream.
Es cream durian yang dibawahnya ada ketan dan potongan roti tawar, enak…bener,
kenapa ketannya bisa beda ya rasanya.Sempat nambah satu gelas lagi karena
rasanya memang gurih legit. Aku beli juga teri yang rasanya manis; pengin coba
membuat sendiri Som tam papaya yang ditaburi teri…hemmm pasti segar.
Tempat yang kita kunjungi selanjutnya adalah Patung Slepping
Budha atau dalam bahasa Thailand Wat Hat Yai nai, tempatnya agak dipinggir kota Hatyai, menyeberang danau
lewat jembatan terpanjang di hatyai. Tour Guide bermaksud melucu bilang, sebentara lagi kita akan melihat orang
termalas di Thailand. Di depan patung tersebut beberapa buah bangunan untuk pemujaan agama Budha. Puas foto2 disini
bus harus segera berangkat ke Pantai
Samila di daerah Songkhla.
Karena perut sudah keroncongan rombongan mampir ke sebuah
rumah makan Muslim , seperti biasa kami duduk round table dengan 10 orang table
mate. Menu khas Thailand pun kembali kami nikmati dengan puas. Tak lupa sebelum masuk bus kami tunaikan sholat
jama dhuhur dan ashar; kebetulan di RM
tersebut terdapat mushola.
Pantai Samila merupakan pantai yang berhadapan dengan laut China Selatan,
kalau ke Songkhla pantai ini wajib dikunjungi. Disni terdapat patung ikan
duyung, yang menurut legenda , jika jomblowan/wati ingin mendapatkan jodoh, bisa mencoba mengusap
patung ikan duyung tersebut. Kalau mengeluarkan air mata , segera akan
mendapatkan jodoh. Ada—ada saja…
Selain legenda ikan duyung , ada lagi legendan Tom dan
jerry, Tikus dan kucing. Seolah merepresentasikan 2 pulau yang terlihat dari
pantai; disebut mempunyai kemiripan dengan bentuk seekor tikus yang kelihatan
lebih besar karena dekat pantai; dan bentuk pulau mirip kucing yg terihat lebih
kecil. Pasirnya putih namun airnya tidak jernih; apalagi kami sampai di pantai
saat matahari diatas ubun2, panas menyengat; tidak banyak kita bisa bermain di pinggir pantai.
Hanya orang2 India yang nekat bermain
air di pantai. Kami memilih berpose
sekeluarga di bibir pantai sebelah kanan yang retaif sepi pengunjung,
Tidak ada debur ombak di pantai Samila, hanya ada pasir putih dan air laut
berwarna putih kecoklatan. Dan teriakan 2 penjual makanan menawarkan makanan.
Menutup tour hari ke empat; kami menuju kompleks Hat Yai Municipal Park yang letaknya di Puncak Bukit sekitar 2 km dari Pusat Hatyai. Disini terdapat patung2 dan di bangunan puncak patung Dewi Kwan Im. Di seputar bangunan terdapat tempat duduk 2 dari batu yang disandarannya terdapat nama2 sepertinya donator yang ikut membangun tempat ini; beberapa nama konglomerat Indonesia terpampang disitu. Naik ke Puncak mendekati patung Dewi Kwan Im, kita bisa melihat pemandangan kota Hatyai..sementara beberapa pengunjung terlihat sembahyang dengan dupa ditangan, kami hanya foto2 dengan backround hamparan kota Hatyai . Ketika akan meninggalkan lokasi Patung Dewi Kwan Im, tiba2 dikejutkan dengan suara petasan berentetan, rupanya ada tradisi bakar petasan yang digantung tinggi dalam kerangkeng besi disini.
Hari sudah menjelang sore; kami turun dan kembali ke kota Hatyai. Satu hal yang masih aku cari-cari , Warnet..; karena anakku harus posting tugas; mana dari hp aksesnya gagal-gagal terus. Akhirnya meletakkan sebentar barang di kamar; kami keluar lagi cari warnet sekaligus cari makan.
Agak sulit mencari warnet di Hatyai; kami beberapa kali
tanya tidak ada yang tahu, tulisan disini huruf Thailand semua. Tak putus asa kami kitari 1 blok dari
hotel menuju tempat makan di pinggir jalan yang penjualnya berkerudung.
Alhamdulilah , sekelebat aku baca tulisan cyber café didepan sebuah hotel.
Langsung kami masuk , 1 jam seharga 50 Bath atau Rp. 15 ribu; lumayan mahal
juga, tapi gak apa-apalah, yang penting tugas anaku selesai dikirim.
ketemu warnet |
cyber cafe |
Tenang sudah mengirim tugas, kami bergantian untuk
menghabiskan jatah 1 jam memakai akses
internet. Keluar dairi cyber café, kami
menyusuri jalan untuk mencari makan malam. Disepanjang jalan ada tempat makan
kali lima dengan penjual berjilbab; yang dijual ayam besar2, udang/lobster,
udang kecil2 (rempeyek udang) dan nasi briyani.
Uang bath sudah mulai menipis; sengaja sejak dari tanah air aku hanya
bawa US dolar, yang mudah ditukar dimana-mana; dan aku tukar di setiap Negara
sejumlah kebutuhan kami saja. Di tempat makan ini , setelah aku tanya-tanya
harganya, Lobster 90 bath, ayam , rempeyek udang :60 bath; nasi 20 bath,. Kira-kira
cukuplah yang ada di dompet mengenyangkan kami.
Aku pesan 6 nasi, 4 ayam, 2 rempeyek udang; semuanya ukuran
besar2..pantas semua yang besar di Ind onesia disebut dengan ‘bangkok’, ayam
Bangkok, papaya Bangkok dll. Kami pesan take away, ketika kutanya berapa total
semuanya, dengan enteng penjualnya menjawab 800 bath…what? Aduh ..isi dompetku
gak ada segitu…aku minta untuk dihitung ulang, ayolah aku yang hitung dan penjualnya mendengarkan; hanya 480
bath khan…wah terlampau banyak kelebihannya mbak kalau 800 bath. Akhirnya uang di dompet tinggal 50 bath; yang kubelikan ketan durian, 1 paket
isinya ketan, 3 biji durian dan kuah
santan di bungkus plastik.
Oh ya sebenarnya ada optional tour, yakni menyaksikan
pertunjukan Thai girls show….wow baca judulnya saja sudah bergidik..penonton
harus kembali merogoh kocek 700 bath untuk melihatnya. Kami , saya dan
suami sengaja tidak ikut. Dan pilih kemas-kemas barang di hotel
untuk besok kembali ke Malay.
Hari 5 (23 Agustus 2012)
Morning Call berbunyi jam 4 ; waktu Thailand sama dengan
waktu Indonesia bagian barat. Kami
siap-siap untuk berangkat kembali ke Malay; perjalanan balik kembali menyusuri semenanjung Melayu.
Sehabis sholat subuh, kita siap2 berangkat menuju perbatasan
. Bus menyusuri jalan yang lengang di
subuh Hatyai yang sepi, saya jadi
teringat jalan Peterongan Semarang di
waktu subuh setiap kali naik bus pulang dari Bandung puluhan tahun silam. Suasananya persis. Sebagian peserta
melanjutkan tidurnya . Dan sampailah kita di perbatasan, terdengar pengumuman
untuk membuang semua buah-buahan segar , karena memang tidak boleh membawa masuk buah2an ke
dalam dan keluar Thailand. Seorang penumpang masih mempunyai lengkeng Bangkok 1
tas kresek; kami sendiri membawa 1 biji mangga, dan 1 paket ketan durian yang
belum sempat kami makan tadi malam. Waduh gimana nih..padahal pengin banget
ngrasain ketan durian, kalau mau dimakan belum sarapan takut mules…wah mules2
deh .akhirnya kami turun dari bus,
bergegas satu bungkus ketan durian kami
makan rame2 , saya suami dan anak2…
Hem memang beda rasa gurih ketan beradu dengan legitnya
durian kuning kecoklatan itu, rasanya
benar2 yummy. Alhamdulilah perut juga tidak mules.Upaya menghabiskan ketan
durian sudah selesai segera kita antri di imigrasi perbatasan untuk check
paspor. Lengkeng teman dan 1 biji mangga thailad dimasukkan dalam tong sampah
bis. Karena memang semua barang dalam
bus akan diperiksa sampel oleh petugas.
Keluar perbatasan Thailand |
Bus melaju di highway kearah selatan menuju KL, sempat berhenti makan siang di Perak. Memasuki ke Petronas City, bus mengambil jalur kea rah Genting Highland. Di Genting apalagi yang akan kita lihat & nikmati selain cable car ,arena permainan anak ,casino dan sederetan toko yang menawarkan discount besar2an. Genting Highland dibangun GohTong seorang Cina yang konon diramalkan bahwa nasibnya akan berubah sukses kalau dia mencari uang di hutan. Di hutan? ya akhirnya benar dia merintis usaha judi di dalam hutan di dataran tinggi Genting , yang sekarang menjadi kawasan Casino terbesar . Namanya diabadikan menjadi stasiun cable car di Genting,Gohtong Jaya station. Ingatanku melayang 6 tahun silam ketika pergi bersama teman2 kantor ke sini. Aku berharap bisa membawa keluarga untuk main ke sini. Alhamdulilah kesampaian sekarang. . Untuk naik Cable Car terpanjang di Asia Tenggara mengharuskan kita antri di pintu masuknya. Oh ya kalau mau sholat di Genting ada mushola (Surau) letaknya di basement gedung perhentian bus, sebelum kita naik ke stasiun cable car. Jadi sebelum antri segitu panjangnya sudah amanlah , kewajiban sudah kita tunaikan. Antrian mengular untuk naik cable car, sampai2 salah satu teman pingsan.
antrian cable car |
Hari ke 6 (24 Agustus 2012)
Usai sarapan pagi; kami segera akan berkemas menuju
Singapura, Negara terakhir tour overland
kami. Lima jam akan kami tempuh. Sepanjang jalan ada beberapaka kali kita
berhenti di rest area, untuk ke toilet maupun beli makanan dan minuman. Diingatkan oleh tour
guide untuk membeli minuman sebanyak yang dibutuhkan di Singapura, karena di
sana mahal air minum 600 ml; yang di Malaysia 2 RM atau Rp 6000 an di Singapura
bisa 2$Sing atau Rp.14.000.
Menjelang siang hari,
suami Tanya-tanya ke sopir kemungkinan bisa melaksanakan sholat jumat dimana?;
namun ketika berhenti makan siang di daerah Yong peng jam sudah beranjak ke
pukul 12.30. sudah telatlah. Akhirnya kami hanya makan siang di RM Cina namun halal. Bus bergerak lagi untuk mampir
di pusat pembuatan Pie. Wah aku sudah membayangkan akan beli pie seperti yg
dulu aku beli di rest area Yong peng , pie egg tart dan pie isi ayam jamur. Namun
kecewa yang kudapat ; yg ada disni, hanya pie kering dengan berbagai isi; aku membeli
satu pak berisi durian. Bus berhenti
satu kali lagi untuk ke tandas (toilet) ,Kami menyempatkan mencari surau dan
alhamdulilah ada. Hanya sebentar berhenti ; bus bergerak lagi menuju Johor baru
kota terdekat Malaysia ke Singapura. Setelah menempuh 5 jam, kita sampai ke
perbatasan; dan disini bus yang menemani kami selama 5 hari harus berganti
dengan bus Singapura. Termasuk tour guide kami pak Raymond dan sopir pak Ramly;
mereka akan kembali ke Malaysia. Seluruh isi bus harus turun termasuk koper
yang sudah beranak pinak semua harus turun; melewati imigrasi.
Dipesankan oleh tour
guide, kita harus menyunggingkan senyum jika didepan petugas imigrasi; karena
petugas imigrasi Singapura bisa saja menolak seorang pengunjung untuk masuk;
kalau attitudenya tidak mereka sukai.
Berbaris rapi dan tenang kami antre untuk cap paspor. Memang agak belagu
kelihatnaanya petugas imigrasi Singapura ini. Sempat anaku yang antre di line
lain; ditanya-tanya agak lama; aku tidak tahu apa yg mereka tanyakan; begitu
anakku berlalu petugas dan temannya terlihat tertawa-tawa; seolah-olah habis
ngerjain.tidak ada ramah2nya , cenderung belagu… Beres pemeriksaan paspor ganti
semua kopor kami dibukain satu persatu. Alhamdulilah tidak ada kendala yang
berarti ; kami segera masuk ke bus yang baru..bus Singapura.
Terasa bedanya masuk negara ini; begitu masuk bus; sudah ada
tulisan “ no drinking, no eating , fines 50 $S’ waak..semua penumpang terkejut ya gimana
nggak terkejut selama 5 hari kita enjoy makan, minum di bus. Tapi gak apalah..
khan Cuma sebentar kami akan menyeberang selat Tebrau . Adalah Mr.Sink orang
India yang menjadi Tour guide kami. Sebentar kita sudah menyeberang Selat
Tebrau masuk ke Singapura. Tujuan pertama kita ke Merlion park. Siapapun ke
Singapura, kayaknya tidak sah kalau tidak berfoto di patung Merlion.Sayang
patung ikan berkepala singa itu sedang direnovasi; sehingga kita tidak bisa
berfoto tepat disebelahnya. Tapi gak apa-apalah foto dgn background Merlion dari
jauh sudah cukup. Hanya diberi waktu 2
jam di Merlion park ini; karena kita
akan segera beranjak ke China Town. China town dengan pintu gerbangnya klenteng besar yang dihias lampion warna-warni
tosca cantik dan meriah. Oh ya, kami tidak punya dollar Singapura; terpaksa
mencari money changer; sekaligus cari makan. Waktu turun kami sempat Tanya ke
Mr Sink tour guide kami dimana money changer dan tempat makan halal; rupanya
itu saat terakhir Mr Sink bersama kami; karena waktu bus pulang dari china town
..tour guidenya melarikan diri..ha…ha..bagaimana tidak melarikan diri pak Indo Jaya dari tour Indonesia yang
mendampingi kamipun tidak tahu dia kemana..Ya udahlah tanpa dengan dia juga nggak apa-apa kok. Sulit mencari makanan halal di Chinatown ini;
akhirnya kami tidak makan, karena hari juga masih sore. Kami hanya beli beberapa cindera mata; yang
harganya relative murah2.
Menjelang Magrib, kami berangkat ke Sentosa island untuk
melihat Song of the Sea.
Bus memasuki kawasan
Sentosa island, untuk menuju ke
arena pertunjukan Song of The Sea, kita musti jalan kaki menuruni area resort. Lumayan jauh sih. Singkat cerita kita menikmati Song of the Sea, pertunjukan menghadap ke
laut, penonton duduk membentuk
busur setengah lingkaran; didepan kita
pasir putih terhampar dengan latar belakang rumah rumah kayu yang menjadi
setting panggung song of the sea. Di awal pertunjukan tidak ada yang
spektaculer; baru ketika permainan laser mulai mendominasi aksi panggung…wow
keren…
Hanya 45 menit pertunjukan, setelah mampir di Mc D membeli
makan malam , kami segera kembali ke bus..wah lumayan capek, karena sekarang
harus pulang dengan jalan mendaki. Pulang ke hotel , penginapan terakhir kami
dari seluruh rangkaian tour 7 hari 6 malam. Besok kami harus kembali ke Batam dengan kapal cepat.
Hotel Palace 81 cukup memenuhi harapan kami untuk melepaskan penat setelah
seharian menempuh perjalanan dari KL ke Singapore. Hotel bersih, walaupun
resepsionisnya tidak ramah. Khas Singapore kelihatannya, mempertontonkan bahwa
hidup ini keras, identik dengan uang , kerja keras dan rutinitas, bagaikan mesin, tidak ada kesan
enjoy dan nyaman melayani tamu…
Hari ke 7 (25 Agustus 2012)
Agak santai, morning call baru berbunyi jam 6, ketika kami
sudah selesai mandi dan siap-siap untuk turun ke lobby hotel. Waktu Singapore
lebih cepat 1 jam dari WIB. Kami cukup
lama menunggu di lobby sebelum bus datang.Oh ternyata busnya ganti, agak
sedikit ramai ketika seorang peserta
protes karena ada barang yang tidak diturunkan dari bus yang membawa kami tadi
malam. Walah….hilang sudah barang dan
beberapa botol aqua bapak satu itu yang ditinggal di bus.
Kami pergi makan pagi di sebuah restoran halal, makanan yang
disajikan secara prasmanan enak rasanya. Cukup mengisi perut yang
keroncongan., nasi goreng, ayam
goreng,sosis, nugget, samosa serta buah
potong. Sesudah sarapan , kami diantar menuju Harbour Front untuk naik Fery express
ke Batam Center. Ferry baru berangkat jam 13. Menempuh perjalanan hampir 2 jam; Alhamdulilah kami
sampai kembali ke tanah air.
di pelabuhan Singapore |
Dari Batam Center, setelah makan siang dan sholat, langsung
diantar ke Hang Nadim airport. Pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta jadwal
terbang jam 18.40 WIB.
Tidak dinyana tidak dikira; akhir perjalanan tour kami harus
diperpanjang dengan menunggu pesawat Batavia delay 5 jam. Hadeuh…..melelahkan,
mana besok hari minggu kami harus
menerima arisan keluarga. Baru
pesawat delay |
pertama aku naik
Batavia..kok ya delay begitu lamanya.
Dari pengumuman pertama delay 2 jam, naik menjadi 3 jam dst..akhirnya 5
jam. Bandara sudah sepi..mengingat Hang Nadim harusnya pesawat terakhir jam
19.00. Banyak juga pesawat yg delay
sih..tapi tidak selama pesawat kami. Boarding room sudah bagai terminal bus; kotak nasi
yang dibagikan crew maskapai sudah kosong dan berserakan di lantai; di
kursi sebagian penumpang tidur
melonjorkan kaki. Kami menghabiskan waktu dengan menonton Usee
TV.Lumayan sebagai hiburan di tengah keluhan dan protes penumpang ke crew.
Sempat ramai ketika crew mengatakan akan mengganti Rp. 300.000 sebagai kompensasi untuk
keterlambatan lebi dari 180 menit dengan voucher potongan ticket. Wah siapa
yang mau naik lagi..klu delaynya ampun-ampunan. Akhirnya karena menuai banyak
protes, crew membagikan voucher untuk ditukar dengan uang nanti di kantor
maskapai di Jakarta.
menikmati UseeTV |
Akhirnya jam 23.30 WIB kami bisa terbang kembali ke Jakarta ,
Alhamdulilah pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soetta.. Ngantuk dan
capek…tapi karena mengingat besok harus menyiapkan untuk arisan; jam 3 pagi
dari bandara kami langsung menuju pasar Kramatjati….untuk membeli ikan, udang dan cumi .Apalagi yang akan kami
hidangkan kalau tidak tom yam….sebagi
oleh2 kami khas Thailand.